Seorang bapak tua yang memiliki 3 orang
putra sedang bingung. Ia merasa memiliki sebuah cincin ajaib yang
dianggapnya bertuah karena sejak digunakan selalu membawa keberuntungan
dan kesuksesan bagi dirinya.
Cincin ajaib itu rencananya ingin
diwariskan kepada salah satu anaknya, tetapi ia khawatir anak yang lain
akan merasa iri. Sebagai solusi, ia pergi ke tukang cincin dan membuat 2
cincin yang sama seperti cincin ajaib miliknya. Keesokan harinya, ia
memanggil ketiga putranya lalu berkata, “anak-anakku cincin ini sama
baiknya, siapa yang memakainya maka dia akan beruntung”.
Tak lama berselang, sang bapak tua itu
meninggal dunia. Seiring berjalannya waktu, ketiga putranya tahu bahwa
hanya satu cincin yang asli. Mereka lalu pergi ke seorang hakim yang
bijaksana untuk mencari tahu mana cincin yang asli dan meminta jalan
keluar dan pembuktian.
Setelah merenung dan berpikir, hakim
bijaksana itu berkata “aku tidak dapat menolong kalian, tetapi aku tahu
sebuah cara untuk memastikan cincin yang asli. Pakailah cincin kalian
masing-masing. Kalian yang harus membuktikan bahwa cincin kalian asli,
yaitu dengan bertindak dan bekerja dengan baik sehingga kalian menjadi
orang yang beruntung”.
Ketiganya bertekad untuk membuktikan
cincin mereka yang asli dan bertuah. Mereka berusaha membuktikan pada
diri sendiri bahwa keberhasilan dan keberuntungan mereka adalah karena
cincin ajaib asli pemberian ayah mereka.
Setelah beberapa tahun berlalu, sukses
demi sukses mereka raih bersama. Akhirnya mereka pun sadar dan mengerti
bahwa bukan cincin yang membuat mereka sukses, melainkan karena mereka
sendiri.
Bukan sesuatu di luar diri kita yang
membuat kita sukses atau beruntung. Bukan cincin kita, busana kita, atau
apapun yang kita kenakan. Tetapi yang menentukan keberhasilan adalah
keuletan, doa, bersyukur dan usaha diri kita sendiri.
Pendidikan Karakter.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar